Pukulan kedua itu membuatku goyah
Hantaman kedua itu membuat kakiku lemah
Wajah keriput ini terkulai tak berdaya
Tubuh yang mulai kurus tergeletak tanpa upaya
Hujaman dahsyat datang saat aku terlena
Disaat kuda-kuda belum sempurna
Disaat lengan ini lemah menahan pukulan yang pertama
Ampun, aku menyerah kalah
Ampun, aku pasrah
Ampun, aku mengaku salah
Aku tahu Engkau memang paling perkasa
Aku juga tahu Engkau sangat berkuasa
Jangan beri aku pukulan yang ke tiga, empat dan lima
Yang aku inginkan hanya setetes air penghilang dahaga
Pasca pukulan yang kedua, 28 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar