Rumah Panda
Komunitas Belajar dan Taman Baca "Rumah Panda"
Selasa, 14 Maret 2017
Senin, 11 April 2016
Selasa, 05 April 2016
Peluang 2
Peluang 2
Orang tua galau tak dapat peluang
Orang muda ribut rebutan peluang
Orang kaya sibuk jual beli peluang
Orang miskin sedih kehilangan peluang
Orang pintar pandai merancang peluang
Orang bodoh ogah, lewatkan peluang
Peluang adalah random
Peluang adalah antrian
Peluang adalah barang dagangan
Peluang adalah kesempatan
Peluang dapat dilobi
Peluang dapat dinanti
Peluang dapat diberi
Peluang dapat dihindari
Ibarat tanam padi
Peluang dapat disemai
Tanam satu butir peluang
Panen ratusan kesempatan
Orang bijak adalah orang yang bersedekah kesempatan
Rumah Panda Irana - April 2016
Orang tua galau tak dapat peluang
Orang muda ribut rebutan peluang
Orang kaya sibuk jual beli peluang
Orang miskin sedih kehilangan peluang
Orang pintar pandai merancang peluang
Orang bodoh ogah, lewatkan peluang
Peluang adalah random
Peluang adalah antrian
Peluang adalah barang dagangan
Peluang adalah kesempatan
Peluang dapat dilobi
Peluang dapat dinanti
Peluang dapat diberi
Peluang dapat dihindari
Ibarat tanam padi
Peluang dapat disemai
Tanam satu butir peluang
Panen ratusan kesempatan
Orang bijak adalah orang yang bersedekah kesempatan
Rumah Panda Irana - April 2016
Senin, 02 November 2015
APRESIASI UNTUK NEGERI (sebuah cerpen anti korupsi)
Jam pelajaran
ke 7 dan 8 pada hari kamis merupakan jam pelajaran yang sangat melelahkan bagi
siswa-siswi kelas XI IPS 4. Setelah lelah dengan pelajaran Olah Raga dan
Matematika, kini kami harus mengikuti pelajaran Bahasa Inggris yang bikin
pusing kepala. Ditambah suasana kelas yang pengap, yang hanya memperoleh
hembusan dua buah kipas angin tergantung dilangit-langit kelas. Nampak beberapa
siswa yang merebahkan kepala menahan kantuk. Ada juga beberapa siswa yang
memandang kedepan kelas dengan tatapan mata kosong karena kelelahan.
“ Wah gimana
nih Ndre, aku ada rapat OSIS nih. Mau ijin tapi kok …. “, bisikku.
“ Rapat-rapat
melulu! Kapan belajarnya!, Awas lho, jangan sampai kamu ketinggalan pelajaran
hanya karena aktif sebagai pengurus OSIS!” jawab Andre.
“ Iya, betul
kamu Ndre, tapi aku juga pingin belajar melalui organisasi, dan OSIS sebagai
sarananya”
“ Boleh juga
kamu, ssshh! Heh, itu lho pak Wijaya sedang mengawasi kita” kata Andre dengan
memelankan suara.
Tiba-tiba
terdengar suara keras dari depan kelas.
“ Hei, Dimas …
Andre … What are you doing? You are always chatting during my lesson. Come here
please !” teriak pak Wijaya, guru Bahasa Inggris kami.
“ Huuuuuu …..”
teriak teman-teman sekelas.
“ Waduh, matik
aku” kataku dalam hati.
“ Tuuhh kan
Dim, kita dipanggil. Mampus deh kita” timpal Andre.
“ Hurry up!
Come here please !” teriak pak Wijaya untuk yang kedua kali.
“ Yes Sir, I am
coming” jawab Andre.
“ You two, what
are you doing? You don’t listen to my lesson” tanya pak Wijaya.
“ Mmmm, I am
sorry Sir, I … mmm I …. Mmmm” jawabku dengan terbata-bata.
“ Ada apa
kalian? Kok ngomong terus selama pelajaran saya?”
“ Mmmm… maaf
pak, sebenarnya tadi saya mau minta ijin untuk keluar kelas, karena saya mau
ada rapat di ruang OSIS” jawab ku.
“ OOhh gitu.
Kok ndak bilang dari tadi? OK, now, you ask permission to leave the classroom
in English’
“ Iyes Sir,
maaf, saya gak bisa ngomong Inggrisnya, mmm … excuse me Sir, may I leave the
lesson? Jawabku dengan Bahasa Inggris pontang-panting.
“ Wait wait
wait, both of you?” Tanya pak Jay.
“ No Sir, only
me. Andre is still in the classroom” Jawabku
“ Ok lah kalau
begitu, Andre, you may sit down, and Dimas, you may leave the classroom”
“ Thank you Sir
“ Jawabku dan Andre dengan gembira.
“ Eh
tunggu-tunggu sebentar Dim. Memangnya ada kegiatan apa di OSIS?”
“ Anu pak,
kegiatan pembahasan program kerja” jawabku
“ Memangnya
kamu bagian apa? tanya pak Wijaya
“ Mmmm .. saya
seksi bidang apresiasi seni pak”
“ lha terus,
apa program unggulanmu” tanya pak Wijaya seperti sedang menginterograsi.
“ Gini pak,
untuk bidang apresiasi seni, kita focus pada kegiatan Hari Ulang Tahun sekolah
kita yang ke - 25”
“ Kegiatannya
apa dong kalau begitu?” tanya pak wijaya lagi
“ Rencananya
sih, kita akan mengadakan pentas seni dan mendatangkan grup band dari ibu kota”
jawabku.
“ Wuahhh.
Anggarannya besar dong kalau begitu. Dana dari mana? Apa harus seperti itu?” timpal
pak Wijaya.
“ Nahh itu pak,
yang sedang kita bahas siang ini” jawabku
“ Oke, yah
kalau begitu, silahkan lanjutkan kegiatan rapatmu Dim. Eh, satu lagi, titip
pesen buat pengurus OSIS semua, besok kalau ada hari guru pada bulan November, gak
usah ada acara ngasih hadiah untuk wali kelas ya” kata pak Wijaya
“ Memangnya
kenapa pak?”
“ Itu termasuk
grativikasi, gak usah kaya gituan. Kita, bapak – ibu guru, sudah senang kok, kalau kalian bisa
berprestasi setinggi mungkin” jawab pak Wijaya.
“ OOO …
Grativikasi ya pak, dilarang KPK dong” jawab ku.
“ Iya betul.
Udah sana, silakan rapat. Jangan lupa ya pesanku tadi. Ingat! kalian di OSIS
untuk belajar berorganisasi, bukan untuk belajar memanipulasi dan korupsi”
pesan pak Wijaya.
“ Iya pak,
thank you sir”
====================================
Agenda rapat
OSIS siang kali ini akan membahas anggaran dana untuk kegiatan HUT sekolah yang
ke 25 yang akan mendatangkan artis dari ibu kota. Pada rapat dua hari yang
lalu, aku sudah kalang kabut dikeroyok oleh rekan-rekan pengurus OSIS untuk
menyelenggarakan puncak HUT sekolah dengan mengundang artis dari ibu kota.
Sebagai koordinator seksi bidang apresiasi seni, saya dituntut untuk merancang
dan menyelenggarakan acara yang lebih meriah dibanding tahun kemarin. Apalagi
ada tuntutan dari senior dan alumni, masih teringat ucapan kak Lutfi, alumni
kami yang sering membantu kegiatan OSIS “malu dong dengan SMA sekitar, kalau
kita tidak bisa menyelenggarakan konser HUT yang lebih meriah”
Dana yang kami
butuhkan untuk kegiatan ini sekitar 120 juta rupiah, sedangkan dana yang
dianggarkan oleh sekolah untuk kegiatan pentas seni HUT hanya 30 juta rupiah. Darimana
untuk menutupi kekurangannya? Iuran rekan-rekan, paling hanya memperoleh 15
juta rupiah. Dari sponsor, sumbangan alumni, penjualan tiket, perkiraan hanya
memperoleh 40 juta rupiah. Masih kurang 35 juta rupiah untuk menutupi
kekurangan dana.
Hasil rapat dua
hari yang lalu, untuk menutupi kekurangan dana, kita akan melakukan
“penghematan” untuk seluruh kegiatan OSIS dengan cara meminta 30% anggaran
kegiatan lainnya untuk memenuhi kekurangan dana pentas seni, sedangkan untuk
pelaporannya dibuat fiktif agar terserap 100%. Dengan cara ini, kita akan
memperoleh dana sekitar 30 juta lebih.
Namun pesan pak
Wijaya tadi bagaikan sebuah petir yang menyambar disiang hari yang membuat aku
terhenyak dari tidur siang. Betul juga ya, saya di OSIS tujuannya untuk belajar
berorganisasi yang baik, bukan malah belajar untuk memanipulasi dan korupsi.
Sedangkan
kegiatan yang akan kami lakukan, dengan dalih “penghematan”, ini kan sama juga
dengan manipulasi, termasuk korupsi.
Dengan beban di
kepala yang sarat dengan muatan saya mengikuti rapat OSIS siang hari ini.
“ Gimana Dim,
sudah dirancang RAB kegiatan pentas seni HUT?” tanya Aji, ketua OSIS.
“ Sebenarnya
sudah Ji, tapi tiba-tiba kok saya berubah pikiran” jawabku.
“ maksud mu
gimana Dim?” pinta Aji.
“ Begini Ji,
kita di OSIS ini kan tujuannya untuk belajar berorganisasi yang baik, bukan
untuk latihan memanipulasi apalagi korupsi, sedangkan rencana kita untuk
memotong anggaran tiap kegiatan sebanyak 30% itu kan termasuk manipulasi,
korupsi itu Ji” kilahku.
“ Lhoooo ….
Gimana sih Dim, itu kan sudah jadi kesepakatan kita kemarin, mosok diubah lagi.
Ingat, jika kita tidak bisa menyelenggarakan konser yang lebih meriah, malu
dong kita dengan para alumni! Mau ditaruh dimana muka kita!” jawab Aji.
“ Iya Dim, kan
sudah disepakati oleh kita semua. Lagian nanti kalau para alumni tahu bahwa
konser kita kurang meriah! Bisa gawat nih” timpal Anita, sekertaris OSIS.
“ Maaf
teman-teman, sekali lagi maaf, kayaknya saya kurang sreg deh dengan istilah
“penghematan”. Apa tidak ada upaya lain untuk menutupi kekurangan dana?”
jawabku.
“ Wah payah
kamu Dim! Merusak rancana saja” timpal Wisnu.
“ Iya niih,
Dimas payah !” imbuh Anita.
“ Maaf
teman-teman, sekali lagi maaf. Kalau istilah “penghematan” itu kita lakukan,
sama juga dengan kita di OSIS untuk belajar korupsi, mosok sih seperti itu. Apa
jadinya bangsa kita nanti kalau sejak kecil kita sudah berlatih korupsi”
jawabku.
“ Ah sok suci
kamu Dim” celetuk Joni anggota sekbid bela Negara.
“ Pokoknya
untuk yang satu ini saya angkat tangan. Silahkan teman-teman berkata apa”
jawabku.
“ STOP STOP … kalau
begini gak akan selesai rapat kita. Sudah, kita stop dulu. Eh, Anita, tolong
panggilkan pak Roni dong, kayaknya kita perlu bantuan beliau nih.
“ Siap pak
Ketua” jawab Anita.
Selang sekitar
30 menit, akhirnya pak Roni, Pembina OSIS kami datang ke ruang rapat.
“
Assalamualaikum semuanya” sapa pak Roni.
“ Waalaikum
salam pak” jawab kami.
“
Dengar-dengar, rapatnya seru ya. Memangnya ada apa sih?” tanya pak Roni.
“ Begini pak
Roni, pada rapat 2 hari yang lalu kita sudah sepakat tentang sumber dana untuk
kegiatan konser pentas seni HUT SMA Kita yang ke 25, namun hari ini ada kendala
pak. Dimas selaku koordinator seksi bidang apresiasi seni yang bertanggung
jawab, tidak setuju dengan rencana yang telah kita susun kemarin.” jawab Aji.
“ Oooo. Dimas,
memang ada masalah apa kok tiba-tiba kamu berubah pikiran?” tanya pak Roni.
“ Begini pak,
saya tidak setuju dengan istilah “penghematan” yang mana nanti kita akan
memotong anggaran 30% untuk kegiatan OSIS yang lain, namun pada laporannya kita
buat 100%. “ jawabku.
“ Alasanmu apa
Dim, kok kamu tidak setuju? tanya pak Roni.
“ Kalau menurut
saya, itu kan termasuk kegiatan memanipulasi, termasuk korupsi pak” jawabku.
“ Hmmmm … bener
juga ya. Lalu apa solusinya Dim?” tanya pak Roni.
“ Saya kira
kita bisa melakukan “penghematan” yang sebenarnya pak. !” jawabku.
“ Misalnya !” tanya
pak Roni.
“ Untuk sound
system, kita bisa pake sound system yang berkekuatan 10.000 watt saja pak, gak
perlu 40.000 watt. Ini bisa menghemat sewa sekitar 5 juta rupiah.”
“ Terus apa
lagi Dim” tanya pak Roni.
“ Mungkin
teman-teman bisa membantu merancang ulang anggaran! Pinta ku.
“ Kalau memang
begitu, kita bisa sewa panggung dan tata cahaya yang lebih murah dong” usul
Aji.
“ Ada yang
lain” tanya pak Roni.
Suasana ruang
menjadi hening seketika.
“ Begini. Saya
setuju dengan usul Dimas, memang betul bahwa kalian di OSIS adalah untuk
belajar berorganisasi yang baik. Bukan untuk latihan korupsi, Ok, saya akan
mencoba membantu kalian, nanti saya akan membantu bernegosiasi dengan band
ibukota yang akan kalian undang. Kebetulan saya punya teman yang bekerja pada
Tim Manajemen band tersebut. Siapa tahu mereka bersedia menurunkan harga”. jawab
pak Roni.
“ Oh iya pak,
saya bisa bantu untuk penginapan artis ibu kota, kebetulan Papa saya punya
rumah baru yang cukup lumayan bagus dan belum ditempati. Daripada para artis
menginap di Hotel, lebih baik mereka tinggal di rumah baru Papa. Fasilitasnya
tidak kalah dengan hotel berbintang lho pak! seru Anita, sekertaris OSIS.
“ Oke kalau begitu
beres kan!, Tidak ada masalah. Mudah-mudahan kegiatan kita sukses” tutup pak
Roni.
“Amiinnnnnnn”
teriak kami bersama-sama.
TENTANG PENULIS
Fatkhur Rozi, Guru
Bahasa Inggris di SMAN 1 Welahan kabupaten Jepara provinsi Jawa Tengah. Mulai
mengajar Bahasa Inggris sejak tahun 2000 di SMAN 1 Welahan. Aktif sebagai
pengurus MGMP Bahasa Inggris SMA tingkat kabupaten Jepara. Pernah menjabat
sebagai Sekertaris dan Ketua MGMP pada tahun 2006 hingga 2012. Juga aktif
dibidang pembimbingan teman sejawat sebagai Guru Pemandu pada tahun 2006-2009.
Sebagai Instruktur Nasional kurikulum 2013 pada tahun 2014 dan Narasumber
Nasional kurikulum 2013 pada tahun 2015.
Memiliki hobi membaca
dan menjelajahi dunia maya melalui Internet. Hingga saat ini memiliki blog
aktif diantaranya www.jeparaenglishteacher.blogspot.com dan www.rumah-panda.blogspot.com.
Jumat, 09 Mei 2014
Floods In Mayong
Good morning viewers
you are watching headline news.
Floods had devastated Mayong and welahan district , jepara central Java on last January 28, 2014. This is the second hit after a huge floods hit mayong a week before.
According to Mr. Rozi, a floods victim from pelemkerep village of Mayong district, the second hit was bigger than the first one. He said that the first flood happened on Tuesday night, January 21, 2014. water started to rise at 7 p.m , while the second floods that happened on Tuesday January 28 was started in the morning. He said that the second floods ruined many buildings including houses, schools, and many more. Furthermore, because the second floods hit in the morning when people were at work, there were many house appliances that could not be saved including electronic appliance, Mr. Ronzi added. The floods were caused by rain for more than 2 days and some levees that destroyed in some parts of mayong.
Meanwhile, Mrs. Woro Wulandari, a school teacher living at Mayong said that she was at the office when the second floods hit Mayong. She left her office at 9 a.m. in the morning to her house. She said that it was difficult to get to her house because floods was everywhere from Pecangaan district until Mayong District. it needed almost 2 hours to get to her house. Further more, Mrs.Woro added that the floods that hit her house was more than 1 and a half meter hight. The first thing to do when she got home was saving her children. She asked her children and her family to stay at the second floor of her house.
Mrs.Wiharti, a 63 years old lady living at Pelemkerep Mayong said that this floods was the biggest that ever happened during her live.
And this is the picture of floods in Mayong, Jepara
From the video, we can see floods that happened at Mayong street. The floods forced traffic from Jepara to Kudus to be stopped for almost 4 hours.
People were walking slowly and helped by others to cross the street.
Many vehicles were trapped by the floods and forced the driver to left their vehicle.
=========
It was reported that many resident from mayong and welahan, jepara left their home and move to safe place such as mosque, school and many government building. SMA Negeri 1 Welahan was set to be place for refugees for 4 days. According to Mr. Cahyo Purwono, headmaster of SMA Negeri 1 Welahan, there were a 1000 refugees staying at SMA Welahan from Tuesday until Sunday.
Meanwhile, Mr. Lulus Suprayetno, Head of Jepara BPBD or Jepara Disaster Prevention Board, said that the floods and lanslide happened at several district in Jepara including Mayong, Welahan, Pecangaan, and Jepara Kota this year. It caused lost more then 82,39 billion rupiahs. Furthermore, Jepara government spent more than 2 billion rupiah to overcome the disaster.
That’s today breaking news
I am Frozi
Thanks for watching and good bye
Jumat, 31 Januari 2014
Pukulan Kedua
Pukulan kedua itu membuatku goyah
Hantaman kedua itu membuat kakiku lemah
Wajah keriput ini terkulai tak berdaya
Tubuh yang mulai kurus tergeletak tanpa upaya
Hujaman dahsyat datang saat aku terlena
Disaat kuda-kuda belum sempurna
Disaat lengan ini lemah menahan pukulan yang pertama
Ampun, aku menyerah kalah
Ampun, aku pasrah
Ampun, aku mengaku salah
Aku tahu Engkau memang paling perkasa
Aku juga tahu Engkau sangat berkuasa
Jangan beri aku pukulan yang ke tiga, empat dan lima
Yang aku inginkan hanya setetes air penghilang dahaga
Pasca pukulan yang kedua, 28 Januari 2014
Hantaman kedua itu membuat kakiku lemah
Wajah keriput ini terkulai tak berdaya
Tubuh yang mulai kurus tergeletak tanpa upaya
Hujaman dahsyat datang saat aku terlena
Disaat kuda-kuda belum sempurna
Disaat lengan ini lemah menahan pukulan yang pertama
Ampun, aku menyerah kalah
Ampun, aku pasrah
Ampun, aku mengaku salah
Aku tahu Engkau memang paling perkasa
Aku juga tahu Engkau sangat berkuasa
Jangan beri aku pukulan yang ke tiga, empat dan lima
Yang aku inginkan hanya setetes air penghilang dahaga
Pasca pukulan yang kedua, 28 Januari 2014
Senin, 21 Oktober 2013
Pengalaman 1 bulan di negeri singa
Merupakan
pengalaman yang sangat luar biasa ketika kami (Fatkhur Rozi, S.Pd., M,Kom dan
Septiawan Tri Pambudi dari SMA Negeri 1 Welahan) memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi sebagai expert teacher dan expert student pada program SEAEdunet 2.0. pada tanggal 19 Agustus hingga 21 September 2013. Program ini
diselenggarakan oleh SEAMOLEC (Southeast Asia Open and Distance Learning
Centre), yakni lembaga dibawah naungan
SEAMEO (Southeast Asia Ministers of Education Organization/ Organisasi
Menteri-Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara). Adapun tempat kami bertugas
adalah di Sekolah Indonesia Singapura, yakni Sekolah yang pengelolaannya
dibawah Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura.
Expert Teachers SEA Edunet 2.0. |
Sebagai Expert
teacher, tugas kami antara lain sebagai narasumber pada kegiatan workshop untuk
program SEA Edunet 2.0, selama 3 hari, dan selanjutnya kami mendampingi
guru-guru di Sekolah Indonesia Singapura untuk melaksanakan model pembelajaran
e-kolaborasi menggunakan Project Based Learningselama kurang lebih 4 minggu. Adapun
materi pelatihan selama workshop 3 hari antara lain Pembelajaran Abad 21,
Pengenalan pada Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek),
kolaborasi pembelajaran melalui Edmodo, pembuatan bahan ajar dengan menggunakan
e-book maker (sigil) dan pembuatan video tutorial pembelajaran dengan
menggunakan Screen O Matic. Sedangkan siswa kami, Septiawan, memperoleh
kesempatan untuk menuntut ilmu bersama siswa-siswi di Sekolah Indonesia
Singapura.
Pada tanggal 24
Agustus, hari terakhir pelaksanaan workshop, selanjutnya diselenggarakan
kegiatan teleconference secara online yang melibatkan seluruh sekolah yang terlibat
yakni Sekolah Indonesia se - Asia Tenggara dan beberapa sekolah lokal di
Indonesia. Pada kegiatan ini, masing-masing peserta memaparkan rencana
pelaksanaan Project Based learning yang akan diimplementasikan selama 1 hingga
6 bulan kedepan.
Implementasi Project Based Learning
diSekolah Indonesia Singapura
Project Based
Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang ditawarkan pada Kurikulum
2013. Namun sebenarnya PBL merupakan bukan hal yang baru. Project Based
Learning merupakan model pembelajaran yang berbasis pada instruksi-instruksi
yang melibatkan siswa untuk melakukan infestigasi dari sebuah masalah. Hasil
akhir dari PBL ini adalah sebuah produk autentik. Dengan cara ini, siswa akan
melaksanakan serangkaian aktifitas nyata yang menuntut siswa untuk aktif
menggunakan berbagai ketrampilan antara lain sebagai pemecah masalah, pembuat
keputusan, berfikir kritis, berkomunikasi efektif dan bekerjasama.
Ketrampilan-ketrampilan tersebut merupakan skill yang sering dipakai pada
kehidupan abad 21 (twenty first century skills).
Adapun ide
proyek yang kami laksanakan di Sekolah Indonesia di Singapura adalah
memanfaatkan rumah kaca (green house) untuk menanam sayuran hydroponik. Proyek
ini melibatkan 4 mapel yakni Biologi, Fisika, Kimia dan Bahasa Inggris. Ide ini
dilandasi dengan adanya kondisi mahalnya harga sayur-mayur di Singapura, karena
sayuran tersebut masih diimport dari negara lain. Selain itu juga adanya
kenyataan bahwa kebanyakan siswa di sini tidak mengetahui bentuk asli tanaman
sayuran, mereka hanya tahu hasil alkhirnya ketika siap untuk dimakan. Dengan
menggunakan PBL, diharapkan para siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang
akan dapat diingat dalam jangka waktu yang lama.
Implementasi
Project Based Learning di Sekolah Indonesia Singapura juga melibatkan
kolaborasi dengan sekolah lokal di Jepara. Adapun sekolah yang terlibat yakni
SMA Negeri 1 Welahan dan SMA Negeri 1 Pecangaan. Siswa di kedua sekolah
tersebut melaksanakan pembelajaran berbasis proyek yang mendukung kegiatan
utama di Singapura. Dengan memanfaatkan tehnologi informasi, siswa
mendeskripsikan tanaman dan sayuran yang ada disekeliling rumah mereka dalam
bentuk video dan teks, kemudian di unggah ke kanal Youtube, dan di bagikan
kepada siswa di Singapura melalui kelas Edmodo.
Produk akhir
dari Project Based Learning kali ini adalah pembuatan dan pemeliharaan sayuran
hidroponik yang ditanam di rumah kaca hingga panen. Selain itu, penilaian siswa
dilakukan melalui ide-ide yang muncul ketika melaksanakan proyek, kolaborasi
dan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah. Dengan melalui
pembelajaran berbasis proyek ini diharapkan akan mampu malatih siswa dalam
mengimplementasikan ketrampilan abad 21.
Kesempatan Berkunjung ke National Institute of Education - NTU
Keberadaan kita sebagai Expert Teacher di negara Singapura sudah selayaknya kita manfaatkan untuk meng"explore" berbagai tempat untuk menambah wawasan kita. Salah satunya tempat yang layak saya kunjungi adalah National Institute of Education. Pada dasarnya, NIE masih satu payung lembaga dengan Nanyang Institute of Technologi (NTE). Boleh dikatakan bahwa NIE itu Fakultas Keguruan milik NTE, salah satu dari 50 perguruan tinggi terbaik se dunia.
Salah satu alasan saya datang ke NIE kali ini adalah untuk bertemu dengan Dr. Willy Renandya, salah seorang profesor yang mengajar di NIE, asli Yogyakarta. Beliau adalah profesor Bahasa Inggris yang sudah sering malang melintang di dunia ke"Bahasa Inggris"an. Sudah beberapa kali saya berkesempatan mengikuti seminar beliau di konferensi internasional.
Tentunya saya mengikuti aturan untuk membuat appointment secara resmi, satu minggu sebelumnya saya mengirim pesan melalui akun fb beliau, dan alhamdulillah beliau bisa menerima kami pada hari senin tanggal 10 september 2013 pada pukul 11.30 waktu Singapura. Saya diterima oleh Dr. Willy bersama dengan seorang dosen Universitas Ciputra Surabaya. Beliau, Ibu natalia saat ini sedang mengikuti program sandwich selama 4 bulan di NIE, yakni program mengikuti perkuliahan di Luar Negeri bagi mahasiswa Phd, didanai oleh DIKTI.
Tepat pukul 11.30 waktu singapura, saya berkunjung ke kantor Prof Willy, kami diterima dengan hangat. Percakapan dan diskusi berlanjut ke kantin NIE yang asri, kita ngobrol sambil makan siang. Banyak sekali yang kita diskusikan, dari hal kecil hingga masalah pengajaran Bahasa Inggris.
Bersama Prof. WIlly dan Ibu Natalia |
Catatan kecil selama 1 bulan
tinggal di Singapura
Singapura yang
juga dikenal sebagai negeri singa termasuk 10 negara dengan biaya hidup paling
tinggi di dunia. Sebagai pusat bisnis dan wisata belanja di asia tenggara,
sudah sepantasnya apabila Singapura dijuluki sebagai hutan mall dan
kondominium. Banyak sekali ditemukan pusat-pusat bisnis dan perbelanjaan, dari
perusahaan multi nasional hingga toko produk-produk mewah semacam "Hermes,
Louis Viton, Charles and Keith“dan lain-lain. Yang menarik dari singapura
adalah transportrasi masal yang dapat dengan mudah kita temukan dan lalulintas
yang lancar. Kita bisa menggunakan MRT (kereta cepat) dan bus untuk menuju
berbagai penjuru singapura. Selain itu, ada juga taxi, namun kita tidak bisa
asal menghentikannya.
Ada beberapa
catatan menarik ketika memiliki kesempatan untuk tinggal selama 1 bulan sebagai
Expert teacher SEA Edunet 2.0
1. Banyak aturan yang apabila
dilanggar akan kena denda, terutama apabila dilakukan ditempat umum semisal di
dalam bus, mrt. Merokok ditempat umum didenda 1000 dolar, makan dan minum dan
juga membuang sampah sembarangan akan didenda 500 dolar. Harap diketahui bahwa
kamera pengintai (CCTV) bertebaran dimana-mana. Memang Singapura ada yang
mem"pleset"kan sebagai fine city.
2. Untuk menuju halte dan stasiun
MRT, kita harus jalan kaki. Karena kita pergi dan pulang dari apartemen ke
Sekolah Indonesia Singapura menggunakan transportasi umum, kita harus berjalan
kaki untuk menuju halte atau stasiun mrt. Kalau dihitung, mungkin dalam 1 hari
kita bisa berjalan kaki kurang lebih 1 kilo.
3. Dalam hal pelayanan masyarakat,
singapura jagonya. Disini ada EZ link card yang dapat digunakan untuk ongkos
MRT, bus, bahkan bisa juga untuk beli makanan dan minuman ringan. Tapi jangan
lupa untuk selalu cek saldo. Kalo saldo habis maka harus di "top up".
Isi ulang EZ link card dapat dilakukan di stasiun mrt, atau juga di minimarket
seperti 7eleven dan lainnya.
4. Berkaitan dengan makanan, kita
harus hati-hati dalam memilih makanan, karena di Singapura kebanyakan restoran
menjual makanan chinese, sulit sekali menemukan makanan halal. Pilihannya kita
bisa mengunjungi kedai muslim melayu atau kedai muslim india. Yang pasti
rasanya akan aneh dilidah kita.
5. Kelanjutan dari catatan no 4,
yang pasti harga makanan disini mahal sekali. Sekali makan paling tidak biayanya
sekitar 4 - 7 dolar, kalo dikalikan kurs rupiah yang makin menggila, Rp 9000,
ketemu sekitar Rp. 50.000.
6. Untuk komunikasi sehari-hari,
berhubung warga singapura mayoritas adalah chinese, diikuti oleh melayu, india
dan western, bahasa yang digunakan adalah "Singlish" atau bahasa Inggris
nya singapura. Bagi yang tidak terbiasa dengan singlish akan bingung dengan
logat dan gaya bicara yang aneh.
Mr. Heru dan Mr. Rozi |
Merlion |
Resepsi Diplomatik di Kedubes RI |
Jalan - jalan ke Sentosa Island
Jalan-jalan ke Chinese Garden
Twin Tower di Kuala Lumpur
Batu Cave Kuala Lumpur
Langganan:
Postingan (Atom)